Jika saya masih belum merasa puas dengan sesuatu yang saya lakukan, ibu saya selalu mengingat kan dengan istilah "no perfect in the world". Betul, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Justru ketika kita sadar bahwa apa yang kita perbuat / lakukan belum sempurna maka kita berusaha memperbaikinya di waktu berikutnya. Kita semua hanya sedang berupaya menuju kepada kesempurnaan.Kapan tibanya kesempurnaan itu, kita tidak pernah tahu. Yang penting adalah jangan kita putus asa dan merasa sudah kalah, padahal perjuangan belum berakhir.
Pemahaman tentang perasaan 'kalah sebelum perjuangan berakhir' ini tergambar dalam bacaan jemaat hari ini. Jemaat di Sardis seperti dalam kondisi patah arang dan ingin membiarkan apa yang mereka miliki (iman) mati. Allah memang mendapati bahwa apa yang dilakukan jemaat di Sardis belum sempurna, bahkan dikatakan: "hidup tetapi mati" (ayat 1). Mereka diingatkanbangkit dan menghidupkan iman mereka yang hampir mati itu. Allah ingin jemaat keluar dari perasaan kitidakberdayaannya bahkan keputusasaannya itu. Untuk itu, jemaat diminta bertobat dan hidup sesuai dengan apa yang telah diajarkan kepada mereka. Hanya mereka yang terus berjuang sampai akhir dan mampu menghidupkan terus iman, yang akan menang (ayat 5).
Kita dapat menjadikan pesan kepada jemaat di Sardis ini sebagai dorongan semangat. Allah masih ingin kita beriman dan berkarya dengan lebih baik lagi. bahkan sekalipun apa yang kita lakukan saat ini dianggap tidak bernilai atau kita merasa semuanya sudah berakhir, Allah ingin kita tetap menghidupkannya. jadikanlah firman Tuhan sebagai pedoman untuk membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Biarlah Allah sendiri yang akan menilai sudah sesempurna apakah kita.
"Jangan menyerah sebelum perjuangan itu berakhir. Gunakanlah seluruh kemampuanmu dalam perjuanganmu, dan jadikanlah firman Tuhan sebagai penuntunmu".