Senin, 08 Juli 2013

Reflection "Jangan Cepat Putus Asa"

Wahyu 3: 1-6


Jika saya masih belum merasa puas dengan sesuatu yang saya lakukan, ibu saya selalu mengingat kan dengan istilah "no perfect in the world". Betul, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Justru ketika kita sadar bahwa apa yang kita perbuat / lakukan belum sempurna maka kita berusaha memperbaikinya di waktu berikutnya. Kita semua hanya sedang berupaya menuju kepada kesempurnaan.Kapan tibanya kesempurnaan itu, kita tidak pernah tahu. Yang penting adalah jangan kita putus asa dan merasa sudah kalah, padahal perjuangan belum berakhir.

Pemahaman tentang perasaan 'kalah sebelum perjuangan berakhir' ini tergambar dalam bacaan jemaat hari  ini. Jemaat di Sardis seperti dalam kondisi patah arang dan ingin membiarkan apa yang mereka miliki (iman) mati. Allah memang mendapati bahwa apa yang dilakukan jemaat di Sardis belum sempurna, bahkan dikatakan: "hidup tetapi mati" (ayat 1). Mereka diingatkanbangkit dan menghidupkan iman mereka yang hampir mati itu. Allah ingin jemaat keluar dari perasaan kitidakberdayaannya bahkan keputusasaannya itu. Untuk itu, jemaat diminta bertobat dan hidup sesuai dengan apa yang telah diajarkan kepada mereka. Hanya mereka yang terus berjuang sampai akhir dan mampu menghidupkan terus iman, yang akan menang (ayat 5).

Kita dapat menjadikan pesan kepada jemaat di Sardis ini sebagai dorongan semangat. Allah masih ingin kita beriman dan berkarya dengan lebih baik lagi. bahkan sekalipun apa yang kita lakukan saat ini dianggap tidak bernilai atau kita merasa semuanya sudah berakhir, Allah ingin kita tetap menghidupkannya. jadikanlah firman Tuhan sebagai pedoman untuk membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Biarlah Allah sendiri yang akan menilai sudah sesempurna apakah kita.

"Jangan menyerah sebelum perjuangan itu berakhir. Gunakanlah seluruh kemampuanmu dalam perjuanganmu, dan jadikanlah firman Tuhan sebagai penuntunmu".

Sabtu, 06 Juli 2013

Reflection "Tangan Yesus"

Markus 8: 22-26

Saat saudara sakit dan terbaring lemah, yang repot tentu kaum keluarga saudara. Mereka bisa memberi resep modern atau tradisional mulai dari rujukan ke dokter spesialis sampai ramuan jamu penyegar tubuh. Jika penyakit tak kunjung sembuh, pasien dibawa ke tempat dimana dokter berdinas. Beberapa pejabat dan pesohor sering berobat ke luar negeri sebab di sana pelayanannya prima dan tenaga medisnya profesional. Kesembuhan mutlak jadi harapan dari pasien dan keluarga.

Kebutaan bukan penyakit yang mudah disembuhkan. Operasi cangkok mata jadi satu-satunya agar si buta dapat melihat. Operasi ini terbilang mahal dan prosedurnya rumit. Keluarga si buta dalam bacaan kita punya harapan yang tinggi saat datng kepada Tuhan Yesus.Permohonan disampaikan kepada Tuhan Yesus. Permohonan yang sangat manusiawi dan sarat dengan sejuta harapan. Bayangkan jika yang buta adalah adik saya, sungguh saya mau Tuhan Yesus menyembuhkan. Jika yang buta adalah kakak syaa, Tuhan tolong celikkan matanya. Beitulah mereka datang dari tempat jauh sembari menuntun si buta dan Tuhan Yesus mengabulkan permintaan mereka. Mata si buta di jamah Tuhan Yesus sampai kebutaannya lenyap.

Yang buta sungguh dapat melihat sebab tangan Tuhan Yesus menjamah. Tangan Yesus penuh dengan kuasa penyembuhan. Tidak hanya yang buta, mereka yang bisu, lumpuh dan kerasukan setan dapat disembuhkan. Jika saudara sakit, datang dan minta Tuhan Yesus menyembuhkan saudara. Tangan Yesus selalu terulur bagi siapapun yang datang dengan penuh harap. Uang saudara bisa habis, jika saudara hanya mengandalkan kekuatan manusia dengan segala kecanggihannya. Belajarlah rendah hati dan mohon supayatangan Yesus menjamah saudara dari berbagai kebutaan yang menyengsarakan.

"Tangan Yesus berkuasa menyembuhkan segala kebutaan manusia "